Lama banget udah ga nulis blog. Akhirnya mulai nulis lagi sekarang.
Semenjak pertama pacaran sampai pada akhirnya aku ketemu laki laki ini belum pernah sekalipun pacaran beda agama. Terpikir pun tidak.

Kami mulai berkenalan pada pertengahan 2009 melalui sosial media. Awalnya hanya saling sapa lalu saling memuji satu sama lain, lalu mulai komunikasi aktif melalui dunia maya. Tiap hari kami berhubungan lewat telepon, sms maupun skype. Keadaan ini karena dia berada di medan dan saya di semarang. Kami hanya sebatas teman dekat karena sama sama menyadari tak mungkin ada pertemuan diantara kita, menyadari bahwa kami sama2 masih duduk di bangku SMA, menyadari bahwa kami beda keyakinan. dia kristiani dan aku islam. Akhirnya jalinan komunikasi pun putus di tahun 2010 karena hubungan itu tak mungkin berlanjut lebih dalam lagi. Tapi dari hati kami masing2 sejujurnya kami saling mencintai. Cinta kami berujung pada keputus asaan. Saya masih sangat muda dan berfikir mudah mencari cinta yang realistis. Begitupun dengan dia. Kamipun hanya berteman tanpa komunikasi sampai 2016

Januari 2016

Aku buka instagramku, dan melihat seseorang yang sudah lama kulupakan muncul dalam explore instagram. Aku penasaran dan akhirnya melihat semua aktivitas yang diupload di instagram itu. Dia. Kangen sekali rasanya tak menegurnya. Akhirnya aku buka salah satu fotonya dan memberi komentar pada foto itu. Begitu terkejutnya bahwa dia sekarang sudah ada di jakarta. Bekerja disana. Dan saya pun juga rajin mengunjungi jakarta karena ayah saya juga membanting tulang di ibukota.
Kami memulai komunikasi lagi. Pesimisme semasa SMA menjadi optimisme setelah kami sama sama dewasa, memiliki penghasilan, jarak kami yang semakin dekat dan teknologi yang semakin maju.

Februari 2016

Pertama kalinya aku bertemu dia. Di jakarta. Aku hanya memberi tahu tempat tinggalku. Dan dia langsung pergi menemuiku. Kaget,deg degan, nervous, sesak nafas, bingung, senang semuaaa campur aduk. Aku mau ketemu teman lama, cinta kecil kami, cerita kami yang belum usai.
Aku melihat dia duduk di lobby mall apartemen. Aku menyapanya. Dan well.. dia masih sama seperti yang aku kenal 7tahun lalu. Tidak banyak perubahaan. Hanya wajahnya semakin terlihat dewasa. Kami makan malam dan menghabiskan waktu bersama.
Hubungan kami pun terus berlanjut karena aku agak lama di jakarta(pas libur pemilu)
Kami akhirnya semakin dekat. Tanpa kami sadari hubungan pertemanan itu menjadi semakin egois. Egois untuk saling bertemu, selalu merasa waktu yang kami lalui bersama tidak pernah cukup. Kami merasakan jatuh cinta luar biasa yang sudah ditahan bertahun-tahun. Itu perasaan yang membahagiakan. Kami sama2 egois tak peduli terhadap perbedaan agama kami. Kami sedang blooming, fall in love, saling kasmaran.
Dia merasa tak cukup jika hanya aku saja yang ke jakarta. Dia pun mulai menjadwalkan kapan dia ke kotaku. Dan kapan aku ke kotanya.

Pertemuan kedua kami di semarang. Sangat indah. Aku menjemputnya di stasiun dan kami saling berpelukan sebentar. Aku mengantarnya ke hotel. Lalu setelah dia masuk hotel aku pulang karena dia datang larut malam. Paginya kami bertemu. Aku mengajaknya berkeliling kotaku. Dia sering membuatku tersenyum, lalu menembakku untuk jadi pacarnya. Dan aku menerimanya tanpa memikirkan perbedaan agama kami.

Hubungan kami awalnya lancar-lancar aja namun perbedaan agama membuat cara berpikir kami berbeda. Kami mulai membicarakan pernikahan(!!!) Dan mulai memikirkan bagaimana pendapat kedua orang tua kami jika mengetahui hubungan ini. Teman-temanku juga kurang setuju tentang hubungan ini. Cinta kami seakan-akan membuat masalah-masalah baru dikehidupan ini. LDR kami bukan hanya LDR lokasi. Kamipun juga LDR rumah ibadah. Hahahahaha.

Konflik kami semakin panas jika membahas tentang perbedaan. Dan mereda saat satu sama lain saling mengalah karena lebih besar perasaan cinta dan kasih sayang kami daripada ego. Aku merasa bingung terhadap cara tuhan bekerja. Mengapa kami dipertemukan, dan di beri perasaan saling mencintai jika tak mungkin dipersatukan. Aku pernah meminta untuk mengakhiri. Namun membuat kami berdua sama sama saling melukai hati ini. Akhirnya kita berhenti dan tetap melanjutkan hubungan.
Setiap kami ada perdebatan mengenai agama, hanya ada satu yang bisa mendamaikan.

Waktu.

Hanya waktu yang bisa menjawab, waktu juga telah mempermainkan perasaan kami hingga terbendung cukup lama.
Tapi aku bersyukur tuhan memberiku cinta dan kasih, mengirimkanku pendamping yang sekarang ini bersamaku. Semoga akhir cinta kami menjadi kisah yang kami berdua harapkan. Astungkara.

❤💕